Akuntan membagi aset ke dalam dua golongan
utama, yaitu aset tetap berwujud dan aset tak berwujud. Aset tetap berwujud
mempunyai wujud fisik sehingga dapat diamati dengan panca indra manusia. Aset ini
memiliki karakteristik umum diantaranya memberi manfaat ekonomi pada masa
mendatang bagi perusahaan. Keuntungan yang akan diperoleh dimasa datang
mempunyai tingkat kepastian yang meyakinkan. Contoh dari aset ini adalah tanah,
bangunan, mesin, mebel dan sebagainya.
Hal yang berbanding terbalik terjadi dengan aset tak berwujud, aset ini tidak dapat diamati secara langsung dengan panca indra manusia. Aset ini dikendalikan oleh perusahaan dan memberikan manfaat ekonomi di masa mendatang untuk perusahaan. Oleh karena itu akuntan mendefinisikan aset tak berwujud ini dengan mudah dan sederhana, karena aset jenis ini mempunyai landasan hukum yang kuat dalam bentuk perjanjian atau kontrak. Contohnya adalah paten. Perusahaan hanya memegang selembar kertas yang dikeluarkan oleh negara untuk paten produk hasil temuannya. Namun dengan selembar kertas tersebut, perusahaan akan mendapatkan keuntungan ekonomis dimasa mendatang, jika ada perusahaan yang akan meniru atau memproduksi produk tersebut, perusahaan tersebut harus memperoleh lisensi dari perusahaan pemegang paten. Lisensi akan diperoleh jika perusahaan tersebut telah membayar sejumlah uang atau imbalan lainnya yang telah disepakati kepada perusahaan pemegang paten. Oleh karena itu walaupun tidak mempunyai wujud nyata, aset ini tetap memenuhi definisi aset. Karena ada di bawah pengendalian perusahaan dan mampu menghasilkan manfaat ekonomi di masa datang.
Aset tak berwujud aset non moneter
teridentifikasi tanpa wujud fisik.
Aset adalah sumber daya yang:
- Dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan
- Manfaat ekonomi di masa depan dari aset tersebut diharapkan diperoleh dari entitas.
Aset moneter adalah kas yang dimiliki dan aset
yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Penelitian adalah penyelidikan asli dan
terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembarua pengetahuan dan
pemahaman teknis atas ilmu yang baru.
Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian
atau pengetahuan lain pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku,
alat, produk, proses, sistem atau jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan
substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah
tersusutkan aset tak berwujud selama umur manfaatnya.
Nilai residu dari aset tak berwujud adalah
jumlah estiman yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset,
setelah dikurangi estimasi biaya perlepasan aset, jika aset telah mencapai umur
dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.
Masa manfaat adalah:
- Periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas atau
- Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu aset oleh entitas.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara
kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk
memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jika dapat
diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset saat pertama kali diakui sesuai
dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset,
atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai
residunya.
Jumlah tercatat aset adalah jumlah yang
digunakan untuk mengukur aset yang dapat dipertukarkan atau utang yang
diselesaikan melalui suatu transaksi yang wajar yang melibatkan pihak – pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai.
Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua
kondisi di bawa ini:
- Aset yang diperdagangkan dipasar bersifat homogeny
- Pembeli dan penjual yang berkeinginan untuk bertransaksi bisanya dapat ditemui setiap saat, dan
- Harga tersedia untuk publik
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang
merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.
Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari
arus kas entitas yang diharapkan timbul dari penggunaan aset secara
berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau
yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas
Dasar pengaturan
- PSAK No. 19 ( revisi 2010 ) tentang aset tak berwujud
- PSAK No. 22 ( revisi 2010 ) tentang kombinasi bisnis
- PSAK No. 48 ( revisi 2009 ) tentang penurunan nilai aset
Pengidentifikasian aset
tak berwujud
Aset dengan sifat ini dapat jelas dibedakan
dengan goodwill dari kombinasi
bisnis. Hal ini berarti bahwa aset tak berwujud harus dapat dipisahkan sehingga
perusahaan dapat menyewakan, menjual, menukarkan aset tak berwujud tersebut. Dapat
dipisahkan dengan aset lainnya bukan merupakan hal mendasar dalam menggolongkan
suatu aset sebagai aset tak berwujud. Jika aset tersebut bersama – sama dengan
aset lain dapat menghasilkan manfaat ekonomi di masa depan maka aset tersebut
digolongkan sebagai aset tak berwujud.
Sedangkan menurut PSAK 19 ( revisi 2010 )
paragraf 12, suatu aset dikatakan teridentifikasi apabila:
Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau
dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan, dilisesikan, disewakan atau
ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan kontrak terkait, aset
teridentifikasi, atau liabilitas teridentifikasi, terlepas apakah entitas
bermaksud untuk melakukan hal tersebut, atau
Timbul dari hal kontraktual atau hak legal lain
terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau
hak dan liabilitas lain.
Pengendalian aset
tak berwujud
Pengendalian aset oleh perusahaan diartikan
bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa
depan yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam
memperoleh manfaat ekonomis dari aset tersebut. Pengendalian ini biasanya
muncul dari hak yang ditetapkan oleh hukum yang dapat ditegakkan. Contohnya hak
cipta, merek dan lain – lainnya. Jika perusahaan tidak memiliki perlindungan
hukum atas aset tak berwujud tersebut, maka sulit perusahaan melakukan
pengendalian atas aset tak berwujud tersebut. Sebagai contoh kepandaian
karyawan perusahaan.
Manfaat ekonomis
masa depan
Manfaat ekonomis ini bisa timbul dari aset tak
berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan
biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset oleh perusahaan. Misalnya,
penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak
meningkatkan pendapatan di masa depan, tetapi mengurangi biaya produksi masa
depan.
Tag :
AKM,
Akuntansi Keuangan
0 Komentar untuk "Aset Tak Berwujud"