Selamat
Pagi !! Berjumpa lagi dengan gemar-akuntansi.blogspot.com Kali ini saya akan
coba memaparkan sedikit tentang MATERIALITAS DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN.
Sesuatu
dianggap material apabila dapat mempengaruhi keputusan para pemakai laporan
keuangan. Materialitas merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan, dalam
menentukan secara tepat jenis laporan audit yang akan diterbitkan pada situasi –
situasi tertentu.
Jika
salah saji relatif tidak material terhadap laporan keuangan, maka lebih tepat
lagi bagi auditor untuk menerbitkan laporan audit wajar tanpa pengecualian. Namun,
jika salah saji relative material, auditor perlu menerbitkan laporan audit
wajar dengan pengecualian. Dan, pada saat salah saji relatif sangat material
(begitu signifikan) sehingga kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan
diragukan, maka auditor perlu menolak memberikan pendapat atau memberikan
pendapat tidak wajar, tergantung pada kondisi yang ada.
Jumlahnya tidak material
Apabila
terdapat salah saji dalam laporan keuangan, namun cenderung tidak mempengaruhi
keputusan para pemakai laporan keuangan, maka salah saji ini dianggap tidak
material. Dalam hal ini, auditor layak menerbitkan laporan audit wajar tanpa
pengecualian. Sebagai contoh, bagian akuntansi klien telah lalai dalam membuat
penyesuaian atas saldo akun perlengkapan untuk menggambarkan pemakaian
perlengkapan selama periode berjalan. Tidak dibuatnya penyesuaian ini
menyebabkan salah saji dalam saldo akun perlengkapan dan saldo akun beban
perlengkapan. Ini berarti bahwa manajemen klien telah gagal dalam mematuhi
prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku. Tetapi karena jumlahnya sedikit maka
salah saji ini dianggap tidak material dan laporan audit standar wajar tanpa
pengecualian tepat untuk diterbitkan.
Jumlahnya material
Apabila
salah saji dalam laporan keuangan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan
ini, tetapi laporan keuangan secara keseluruhan tetap disajikan secara wajar
dan masih bermanfaat bagi para penggunanya, maka salah saji ini dikatakan
material. Sebagai contoh, jika seandainya kreditor mengetahui adanya salah saji
yang besar dalam saldo akun utang bank, di mana saldo utang bank disajikan
terlalu kecil dalam neraca debitur, maka mungkin akan mempengaruhi keputusan
kreditor untuk tidak memberikan pinjaman kepada debitur ini. Akan tetapi, salah
saji yang besar dalam saldo akun utang bank ini tidak berarti bahwa saldo akun
kas, piutang usaha, utang usaha, dan komponen laporan keuangan lainnya atau
laporan keuangan secara keseluruhan tidak benar secara material.
Apabila
auditor menyimpulkan bahwa salah saji bersifat material tetapi mempengaruhi
laporan keuangan secara keseluruhan makan pendapat yang tepat yang harus
diberikan oleh auditor adalah pendapat wajar dengan pengecualian.
Jumlahnya sangat material atau begitu pervasive
Tingkat
materialitas tertinggi terjadi apabila pemakai mungkin akan membuat keputusan
yang salah, jika mereka mengandalkan laporan keuangan secara keseluruhan. Sebagai
contoh, jika persediaan merupakan saldo terbesar dalam laporan keuangan, maka
salah saji yang besar mungkin akan begitu material sehingga laporan audit harus
menunjukkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak dapat dipandang
sebagai telah disajikan secara wajar. Apabila tingkat materialitas tertinggi
terjadi, auditor harus menolak memberikan pendapat atau memberikan pendapat
tidak wajar, tergantung pada kondisi yang ada.
Dalam
mengambil keputusan tentang tingkat materialitas, auditor harus mengevaluasi
semua pengaruhnya terhadap bagian atau komponen laporan keuangan yang lain. Ini
yang disebut sebagai penyebaran. Kesalahan dalam mengklasifikasi akun antara
akun piutang usaha dan akun piutang lain hanya akan mempengaruhi kedua akun in
saja, sehingga tidak bersifat pervasif. Adapun, salah saji yang material dalam
saldo akun persediaan akan bersifat sangat pervasif, karena dapat mempengaruhi
bagian lainnya dari laporan keuangan, sehingga auditor perlu mempertimbangkan
dampak gabungan materialitas terhadap persediaan, total aset lancar, total
modal kerja, total aset, beban pokok penjualan, laba kotor, laba operasi, laba bersih
sebelum pajak, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak, laba ditahan,
modal, utang pajak penghasilan dan total liabilitas lancar.
Melanjutkan
contoh diatas, jika kesalahan dalam mengklasifikasi akun antara akun piutang
usaha dan akun piutang lain dianggap material, auditor harus menerbitkan
laporan pendapat wajar dengan pengecualian, karena tidak bersifat pervasif. Adapun
salah saji yang material dalam saldo akun persediaan ( meskipun besarnya salah
saji sama dengan besarnya nilai piutang yang keliru diklasifikasi ), dapat
mengakibatkan diterbitkannya laporan pendapat tidak wajar, karena efek pervasif
yang ditimbulkannya.
Sekian
informasi tentang MATERIALITAS DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN dari saya ,
Bagi yang ingin menambahkan atau bertanya silahkan isi pada kolom komentar.
Ikuti terus Update terbaru dari gemar-akuntansi.blogspot.com. Semoga artikel
ini dapat menambah informasi dan bermanfaat bagi anda.
Tag :
Auditing,
Teori Audit
1 Komentar untuk "Materialitas Dalam Penyajian Laporan Keuangan"