Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang
saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing –
masing pemilik modal saham. Jumlah yang dibagikan kepada pemegang saham
tergantung jenis sahamnya yaitu saham biasa atau saham preferen ( dengan
presentase tertentu yang telah ditetapkan ), kemudian sifat yang melekat
kumulatif atau non kumulatif atau bisa juga partisipasi penuh atau partisipasi
sebagian, pertimbangan terakhir adalah kebijakan direksi terhadap pembagian
dividen ini. Dividen yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk
seperti kas, properti, saham atau yang lainnya. Undang – undang perseroan
terbatas mensyaratkan bahwa dividen dapat dibagikan hanya bila perseroan
mempunyai saldo laba positif. Dividen yang tidak diambil setelah 5 tahun
terhitung sejak tanggal yang ditetapkan untuk pembayaran dividen, dimasukkan
kedalam cadangan khusus dan bila sampai 10 tahun tidak diambil akan menjadi hak
perseroan.
Pembagian dividen kepada pemegang saham dapat
mengakibatkan hal – hal sebagai berikut :
- Penurunan nilai aset dan ekuitas Perusahaan, seperti dalam hal pembagian dividen kas, dividen properti dan dividen likuidasi
- Munculnya kewajiban dan penurunan nilai ekuitas perseroan terbatas seperti dalam hal pembagian scrip dividen atau dividen kas yang telah diumumkan namun belum dibayarkan
- Tidak ada perubahan dalam aset, kewajiban atau ekuitas dalam perseroan terbatas, tetapi hanya menimbulkan perubahan komposisi masing – masing elemen dalam modal perseroan terbatas seperti pembagian dividen saham.
Dalam pembagian dividen ada beberapa waktu yang
perlu diperhatikan yaitu:
- Tanggal pengumuman
- Tanggal pencatatan
- Tanggal pembayaran
Tanggal pengumuman merupakan tanggal dimana
direksi mengumumkan adanya pembagian dividen sehingga pada tanggal tersebut
sudah ada kewajiban hukum bagi perusahaan. Pada tanggal pencatatan tidak ada
jurnal yang dibuat karena perusahaan hanya mencatat para pemegang saham yang
akan menerima dividen. Pada tanggal pembayaran dilakukan distribusi dividen. Berikut
ini bentuk – bentuk dari pembagian dividen dan pencatatan akuntansinya.
Dividen kas
Dividen yang paling lazim dibagikan adalah
dalam bentuk kas. Pertimbangan yang sangat mendasar dalam pembagian dividen kas
bagi perusahaan adalah ketersediaan dana kas untuk dibagikan. Dengan pembagian
ini akan menyebabkan penurunan nilai kas dan saldo laba. Utang dividen akan
dicatat jika dividen sudah diumumkan. Utang dividen akan terhapus jika dividen
sudah dibayarkan
Contoh:
Pada tanggal 1 Juli 2012. Direksi PT Maju Terus
mengumumkan dividen untuk triwulan kedua sebesar Rp 50 per lembar saham untuk
100.000 lembar saham yang beredar. Dividen akan dibayar pada tanggal 25 Juli
2012, dan pencatatan pemegang saham sampai tanggal 15 Juli 2012. Jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut.
Jurnal yang perlu dibuat:
Dividen properti
Properti yang dibagikan sebagai dividen bisa
berbentuk sekuritas dari perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan demikian,
perusahaan memindahkan hak kepemilikiannya atas sekuritas tersebut kepada para
pemegang saham. Dividen properti biasanya hanya terjadi untuk perusahaan
tertutup. Jumlah yang diakui dalam transaksi ini adalah sebesar nilai pasar
yang wajar dari aset yang didistribusikan dan selisih antara nilai buku dengan nilai
pasar yang wajar dari aset diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Jika nilai
pasar yang wajar tidak diketahui maka digunakan nilai buku.
Contoh 2:
PT. A mempunyai pernyertaan saham sebanyak
10.000 lembar saham pada PT. B, dengan harga perolehan sebesar Rp. 12.000.000
dan diasumsikan dengan menggunakan cost
method. Pada tanggal 15 Desember 2015 direksi PT. A mengumumkan pembagian
dividen property untuk saham yang beredar sejumlah 10.000 lebar, dan harga
pasar yang wajar dari saham PT. B pada tanggal tersebut adalah Rp. 1.300 /
lembar. Pembayaran dilakukan tanggal 10 Januari 2016.
Jurnal yang perlu dibuat:
Scrip dividen
Scrip dividen muncul apabila dalam pembagian
dividen perusahaan tidak memiliki dana yang cukup sehingga direksi membuat
janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu pada waktu yang akan datang baik
dengan tambahan bunga tertentu maupun tidak. Jika dengan tambahan bunga yang
terjadi diakui sebagai beban periodic dan bukan sebagai bagian dari dividen.
Contoh 3:
PT. A mengumumkan pembagian dividen scrip
sebesar Rp. 1.000.000 dengan bunga 10% per tahun dan jatuh tempo 3 bulan
kemudian.
Jurnal yang akan dibuat pada saat pengumuman
adalah sebagai berikut:
Biaya bunga = 10% x 3/12 x Rp. 1.000.000
Dividen likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian
merupakan pengembalian modal yang disetor oleh pemegang saham. Pemuman dividen
ini akan membebani modal disetor bukan pada saldo laba. Biasanya yang akan
berkurang terlebih dahulu pada pos Tambahan Modal Disetor sebelum mengurangi
pos Modal Disetor.
Contoh 4:
PT. A mengumumkan dan membayarkan dividen tunai
dan dividen likuidasi parsial sampai sejumlah Rp. 15.000.000. Dari jumlah ini
Rp. 10.000.000 merupakan dividen tunai yang dibayarkan secara teratur atas
10.000 lembar saham biasa @Rp. 1.000. Saldonya dicatat sebagai pengurang
Tambahan Modal Disetor atas nilai pari.
Jurnal yang perlu dibuat:
( pembayaran tunai dividen tunai Rp. 1.000/lembar, dan dividen likuidasi parsial sebesar Rp.500 )
Para pemegang saham harus diberitahu mengenai
alokasi total pembayaran dividen sehingga mereka dapat menentukan jumlah yang
merupakan pendapatan dan yang merupakan pengembalian investasi.
3 Komentar untuk "Akuntansi Untuk Dividen"
Bgm perlakuan laba ditahan? Dibagi ke pemodal sesuai porsinya tp gk tunai?
Informasinya sangat bermanfaat, Akuntansi Keuangan
Saya tidak mengerti akuntansi tapi saya selalu berusaha untuk mengerti