Membahas akuntansi dan peraturan perpajakan di Indonesia

Teori Akuntansi Persediaan

Selamat Malam !! Berjumpa lagi dengan gemar-akuntansi.blogspot.com Kali ini saya akan coba memaparkan sedikit tentang TEORI AKUNTANSI PERSEDIAAN.




Prespektif
Perlakuan akuntansi untuk persediaan menjadi penting bagi banyak perusahaan, khususnya perusahaan dagang dan manufaktur, karena mempunyai pengaruh signifikan bagi laporan keuangan. Bagi perusahaan dagang, persediaan mempunyai jumlah yang paling signifikan dalam aset lancar di laporan posisi keuangan. Dalam laporan laba rugi komprehensif, cara perusahaan menilai persediaannya akan mempengaruhi harga pokok penjualan, yang kemudian akan mempengaruhi besarnya hasil operasi dalam suatu periode.

Persediaan yang dimiliki perusahaan dagang adalah persediaan barang dagangan. Sednagkan perusahaan manufaktur memiliki tiga jenis persediaan, yaitu: bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.

Masalah pengendalian persediaan yang sering dihadapi perusahaan antara lain, yaitu persediaan yang bernilai tinggi, jumlah persediaan yang meminimumkan biaya penyimpanan, kemungkinan kehilangan, serta jumlah persediaan yang harus tersedia untuk memenuhi permintaan.
Rumitnya perlakuan akuntansi untuk persediaan tergantung kepada:
  • Tingginya volume atau perputaran pos persediaan
  • Beberapa alternative asumasi arus biaya
  • Pengelompokan/klasifikasi persediaan


Definisi
Barang dalam perjalanan adalah barang yang sedang dikirim oleh penjual terhadap pembeli pada akhir periode pelaporan.

Barang jadi adalah barang yang selesai diproduksi tetapi belum terjual oleh perusahaan manufaktur.

Barang konsinyasi adalah barang yang dikirim oleh consignor, yang tetap bertindak sebagai pemilik, untuk dijual oleh consignee.

Biaya (cost) persediaan adalah semua biaya pembelian, konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat lain yang siap untuk dijual atau dipakai.

Biaya penggantian adalah jumlah yang harus dibayarkan saat ini untuk memperoleh barang yang sama.

Beban pokok penjualan adalah harga pokok atau beban barang yang terjual, yang dihitung dengan cara mengurangkan nilai persediaan akhir dari nilai persediaan tersedia dijual.

Identifikasi khusus adalah metode penilaian yang menggunakan arus fisik barang secara aktual. Barang yang termasuk kedalam persediaan diidentifikasi satu persatu secara khusus untuk menentukan nilai total persediaan.

First in first out adalah suatu asumsi arus biaya; barang yang pertama dibeli, diasumsikan menjadi barang yang pertama terjual.

Retail method adalah metode yang dipakai untuk estimasi nilai persediaan akhir dengan menggunakan rasio antara harga eceran dengan biaya perolehan.

Gross profit method adalah metode yang dipakai untuk estimasi nilai persediaan akhir berdasarkan harga pokok barang tersedia untuk dijual, penjualan, dan presentase laba kotor.

Average method adalah metode penilaian persediaan yang mengasumsikan persediaan tersedia dijual mempunyai biaya per unit yang sama (rata – rata).

Net realize value method adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Persediaan adalah aset:
  • Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
  • Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut;
  • Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan
  • Dalam proses produksi dan pemberian jasa.

Sistem periodik adalah sistem pencatatan persediaan yang tidak mencatat persediaan setiap saat. 
Jumlah persediaan akhir diperoleh dari data perhitungan fisik. Beban pokok penjualan dihitung dengan mengurangi persediaan akhir dari persediaan tersedia untuk dijual.

Sistem perpetual adalah sistem pencatatan yang mencatat persediaan setiap kali terjadi transaksi. Begitu pula pengakuan beban pokok penjualan, diakui setiap terjadi transaksi penjualan.


Dasar pengaturan
PSAK No. 14 (revisi 2009) tentang persediaan bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan. Pernyataan tersebut menyediakan pedoman praktis dalam penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan perlakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunannya menjadi nilai realisasi neto. Pernyataan tersebut juga menyediakan pedoman rumus biaya yang digunakan untuk membebankan biaya pada persediaan.

Akuntansi persediaan yang diatur dalam PSAK meliputi barang yang sudah dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya barang dagang yang dibeli oleh pengecer atau pengadaan tanah dan property lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan. Termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.

Yang dikecualikan dari aplikasi PSAK 14 (revisi 2009) tentang akuntansi persediaan adalah:
  • Pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak konstruksi
  •  Instrument keuangan


Penjelasan
Dalam perusahaan dagang, terdapat satu jenis persediaan berupa barang yang disimpan untuk dijual, biasanya dikenal dengan istilah persediaan barang dagang.

Dalam akuntansi persediaan, kuantitas persediaan harus dihitung secara akurat. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya kesalahan memasukan persediaan yang bukan milik perusahaan atau tidak memasukkan persediaan yang dimiliki perusahaan.

Semua persediaan yang dimiliki perusahaan secara legal. Kepemilikan secara fisik atau ketidakberadaannya bukan merupakan patokan utama.
  • Barang dalam perjalanan
  • Penjualan konsinyasi
  • Penjualan khusus



Sekian informasi tentang TEORI AKUNTANSI PERSEDIAAN dari saya , Bagi yang ingin menambahkan atau bertanya silahkan isi pada kolom komentar. Ikuti terus Update terbaru dari gemar-akuntansi.blogspot.com. Semoga artikel ini dapat menambah informasi dan bermanfaat bagi anda.
1 Komentar untuk "Teori Akuntansi Persediaan"
This comment has been removed by the author. - Hapus

Back To Top