Selamat Pagi !! Berjumpa lagi dengan gemar-akuntansi.blogspot.com Kali ini saya akan coba memaparkan sedikit tentang SIKLUS AKUNTANSI.
Siklus akuntansi atau alur kerja akuntansi adalah sebuah cara atau mekanisme bagaimana sebuah proses pencatatan akuntansi berjalan sebagai gambaran berikut:
Tujuan pokok akuntansi dan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan hasil dari proses atau kegiatan pengumpulan dan pengolahan data akuntansi secara sistematik selama periode akuntansi berlangsung, yang biasanya meliputi jangka waktu satu tahun. Aktivitas tersebut seringkali dikenal sebagai proses atau siklus akuntansi.
Tahap yang harus dilalui dalam siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
A. Identifikasi transkasi
Secara umum, transaksi adalah suatu kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada posisi keuangan suatu perusahaan dan dapat diukur atau dinyatakan kedalam unit moneter secara obyektif
Suatu transaksi dapat pula berupa suatu pertukaran nilai (yakni pembelian, penjualan, pembayaran, penagihan, atau pinjaman) antara dua atau lebih pihak.
Dilihat dari kejadiannya transaksi dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu:
- Transaksi yang bersifat ekstern atau eksplisit, yaitu transaksi yang terjadi antara perusahaan sebagai suatu entitas dengan pihak lain yang juga sebagai suatu entitas; dan
- Transaksi yang bersifat intern atau implisit, yaitu transaksi yang terjadi di dalam suatu perusahaan sebagai suatu entitas.
B. Analisis transaksi
Setelah mengidentifikasi transaksi, proses selanjutnnya adalah penentuan akibat transaksi terhadap posisi keuangan perushaan dengan mengacu pada persamaan neraca, yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Salah satu alat akuntansi yang harus digunakan untuk mencatat dampak transaksi pada posisi keuangan adalah akun pembukuan (buku besar). Analisis dampak transaksi terhadap posisi keuangan perusahaan atau variabel - variabel persamaan neraca tersebut dilakukan dalam suatu pencatatan secara berpasangan (double entry). Dengan sistem pencatatan secara berpasangan, dampak setiap transaksi terhadap posisi keuangan di debit dan di kredit dalam jumlah yang sama pada akun - akun pembukuan yang diselenggarakan. Dalam sistem pencatatan secara berpasangan, setiap transaksi mempengaruhi paling tidak dua akun.
C. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal
Setelah transaksi yang terdapat di dalam dokumen sumber dikumpulkan dan dianalisis, kemudia dicatat secara kronologis di dalam buku jurnal. Dengan demikian, jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi - transaksi yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal disebut penjurnalan.
Penggunaan jurnal mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
- Jurnal memberikan suatu catatan sejarah transaksi perusahaan sesuai dengan urutan kejadian
- Jurnal memberikan suatu catatan transaksi keseluruhan, termasuk dampaknya terhadap akun tertentu; dan
- Jurnal dapat membantu meyakinkan kesamaan nilai debit dan kredit.
Pencatatan transaksi harus didukung oleh dokumentasi yang memadai. Dokumen sumber adalah setiap bukti tertulis atau tercetak dari transaksi bisnis yang merekam fakta - fakta penting dari transaksi tersebut. Contoh dokumen sumber adalah bukti penerimaan kas, cek yang dikeluarkan dan diterima, tagihan yang dikirimkan kepada para pelanggan, pita register kas, dan wesel yang diterbitkan atau diterima.
Sesuai sistem pembukuan berpasangan dan persamaan akuntansi, sistem akuntansi dapat dibuat sesuai kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Penyesuaian dengan kebutuhan perusahaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi jenis tertentu yang sering muncul di dalam perusahaan, misalnya penerimaan kas atau pengeluaran kas.
D. Posting transaksi
Tahap berikutnya dalam siklus akuntansi adalah mencatat informasi tentang transaksi telah dijurnal ke dalam akun pembukuan yang terkait dalam transaksi. Akun pembukuan dalam proses ini terletak dalam biku besar dan buku pembantu. Proses pencatatan transaksi dari jurnal ke dalam buku besar dan buku pembantu terkait disebut posting,
E. Penyusunan neraca saldo
Neraca saldo adalah daftar saldo akun buku besar pada tanggal atau saat tertentu. Neraca saldo disusun pada setiap akhir periode akuntansi, sebelum dilakukan penyesuaian saldo akun. Oleh karena itu seringkali juga disebut sebagai neraca saldo sebelum penyesuaian.
Neraca saldo disusun dengan dua tujuan pokok, yaitu:
- untuk mengetahui atau membuktikan apakah jumlah saldo debit akun - akun buku besar sama dengan jumlah saldo kreditnya; dan
- menyediakan informasi yang dapat membantu akuntan dalam membuat penyesuaian saldo akun - akun buku besar untuk tujuan penyajiannya di dalam laporan keuangan.
F. Penyusunan jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah hakikat dari pelaksanaan dasar akrual. Dengan dasar akrual oengaruh transaksi atau peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Secara garis besar, penyesuaian pada akhir periode akuntansi timbul atau berasal dari 4 jenis transaksi, yaitu:
- Beban dibayar di muka, beban yang sudah dibayar dicatat sebagai aset sebelum manfaat ekonomis didapatkan;
- Pendapatan yang diterima dimuka; dicatat sebagai kewajiban sebelum barang/jasa diserahkan;
- Beban akrual; beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar dan belum dicatat; dan
- Pendapatan akrual; barang/jasa sudah diserahkan tetapi pendapatan belum diterima dan belum dicatat
Setiap penyesuaian sekurang - kurangnya mempengaruhi satu akun laba - rugi, pendapatan atau beban, dan satu akun neraca aset atau kewajiban
G. Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian
Neraca saldo setelah penyesuaian berperan sebagai berikut:
- Membuktikan bahwa setelah penyesuaian, jumlah saldo debit akun - akun buku besar tetap sama dengan jumlah saldo kreditnya. Dengan demikian memberikan keyakinan akan kebenaran proses penyesuaian;
- Memungkinkan untuk menentukan jumlah laba atau rugi sebelum pajak, sehingga penyesuaian untuk mencatat beban pajak penghasilan dapat dilakukan; dan
- Membuat saldo akun - akun buku besar siap untuk disajikan di dalam laporan keuangan pokok.
H. Penyusunan jurnal penutup
Langkah berukutnya setelah laporan keuangan selesai disusun, akuntan harus menyiapkan atau membuat jurnal penutup. Jurnal penutup dibuat hanya pada setiap akhir periode akuntansi, dan juga dibukukan ke dalam akun - akun buku besar.
Akun yang ditutup hanya akun laba rugi. Menutup suatu akun dilakukan dengan cara mengurangi atau membuat saldo akun terkait menjadi nihil. Akun ini ditutup pada akhir periode akuntansi, karena akun ini digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber - sumber yang terjadi dalam suatu periode akuntansi.
I. Penyusunan jurnal pembalik
Langkah terakhir dari proses atau siklus akuntansi adalah penyusunan jurnal pembalik dan pembukuannya ke dalam akun - akun buku besar. Tahap ini dilakukan pada hari pertama dalam periode akuntansi berikutnya. Disebut jurnal pembalik karena pada dasarnya merupakan kebalikan dari jurnal - jurnal tertentu yang dibuat pada tahap penyesuaian yang dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Tujuan utama dibuatnya jurnal pembalik adalah untuk menyederhanakan prosedur pencatatan transaksi - transaksi tertentu yang terjadi secara repetitive dalam periode akuntansi berikutnya.
Karena tujuan utamanya adalah penyederhanaan prosedur pencatatan dalam periode akuntansi berikutnya, jurnal pembalik tidak merupakan keharusan tetapi bersifat opsional.
Tidak setiap jurnal penyesuaian perlu dibuat jurnal pembaliknya. Pada dasarnya hanya dua kategori jurnal yang memerlukan jurnal pembalik, yaitu:
- Jurnal penyesuaian untuk mencatat akumulasi atau akrual pendapatan dan atau beban; dan
- Jurnal penyesuaian untuk mencatat penangguhan karena pada awal atau saat terjadinya transaksi, penerimaan dan atau pengeluaran kas dicatat ke dala suatu akun nominal
Sebagai contoh, jurnal penyesuaian yang dibuat dengan mendebit akun premi asuransi dibayar di muka dan mengkredit akun beban asuransi, Jurnal tersebut mencatat penangguhan dan merupakan salah satu jenis jurnal penyesuaian yang memerlukan jurnal pembalik, karena pada saat terjadinya, pembayaran premi asuransi dicatat ke dalam akun nominal, yaitu beban Asuransi
Berbeda halnya dengan jenis jurnal penyesuaian yang dibuat dengan mendebit akun Beban Asuransi dan mengkredit akun premi Asuransi di bayar di muka. Jenis jurnal penyesuaian demikian bukan merupakan penangguhan, tetapi penyesuaian untuk mencatat berakhirnya masa atau nilai kegunaan dari suatu aset, sehingga tidak membutuhkan jurnal pembalik.
Jurnal pembalik tidak digunakan untuk mencatat biaya dari suatu aset yang sudah berakhir masa atau nilai kegunaannya dan atau mencatat kembali kewajiban yang tidak lagi eksis.
Tag :
Akuntansi Keuangan
1 Komentar untuk "Siklus Akuntansi"