Selamat Siang !! Berjumpa lagi
dengan gemar-akuntansi.blogspot.com Kali ini saya akan coba memaparkan sedikit
tentang PIUTANG USAHA.
Bagi sebagian besar perusahaan,
piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aset lancar
perusahaan yang besar. Perusahaan eceran dan dagang biasanya memiliki piutang
50% sampai 70% dari total aset lancar. Untuk beberapa perusahaan jasa, bahkan
presentasenya dapat lebih tinggi.
Piutang juga dapat menjadi sumber
pendapatan yang besar jika terhadapnya dikenakan beban keuangan (seperti
bunga). Di pihak lain kurangnya pengendalian atas piutang data mengakibatkan
kerugian berupa piutang yang tidak tertagih. Bahkan dengan prosedur kebijakan
kredit dan penagihan yang baik, piutang tak tertagih sering kali berkisar
antara satu sampai lima persen total penjualan kredit. Piutang dapat pula
digunakan sebagai agunan untuk pinjaman atau dijual (dialihkan kepada pihak
ketiga) untuk menghasilkan dana bagi operasi.
Berdasarkan uraian diatas, piutang
dapat mempengaruhi kemampulabaan operasi perusahaan dengan berbagai cara. Ini
membuat pengendalian manajemen dan akuntansi untuk piutang menjadi hal yang
penting. Pertimbangan pokok dalam akuntansi untuk piutang melibatkan pengakuan,
penggolongan, penilaian dan pelaporannya. Penagihan dan penggunaan piutang
dalam membiayai operasi perusahaan juga merupakan pertimbangan yang penting.
Definisi
Piutang usaha adalah tuntutan
terhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya diharap dalam bentuk kas selama
kegiatan normal perusahaan. Klaim timbul karena berbagai sebab. Misalnya
penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan.
Penjelasan
a. Klasifikasi piutang
Dalam arti luas, istilah piutang
dapat digunakan bagi semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang
dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini pada umumnya diterapkan
dalam pengertian yang lebih sempit, berupa klaim yang diharapkan akan di
realisasikan melalui penerimaan kas.
Dalam mengklasifikasikan piutang,
perlu dibuat perbedaan yang penting antara piutang dagang dan piutang
non-dagang. Biasanya sumber utama piutang adalah aktivitas normal perusahaan,
yakni penjualan barang dan/atau jasa secara kredit kepada para pelanggan.
Piutang dagang bisa diperkuat dengan janji tertulis untuk membayar dan ini
digolongkan sebagai wesel tagih. Dalam banyak kasus piutang dagang adalah
“piutang terbuka” yang tidak dijamin dan sering kali hanya disebut sebagai
piutang usaha.
Piutang usaha merupakan perluasan
kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran biasanya jatuh tempo dalam 30
sampai 50 hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara
penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen – dokumen perusahaan. Seperti
faktur pesanan penjualan dan kontrak penyerahan. Biasanya piutang dagang tidak
melibatkan bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan
bilamana pembayaran tidak dilakukan dalam periode tertentu. Piutang dagang
merupakan jenis piutang yang paling lazim ditemukan dan umumnya memiliki nilai
yang paling besar.
Piutang non-dagang meliputi seluruh
jenis piutang lainnya. Piutang non-dagang timbul akibat berbagai transaksi
seperti:
·
Penjualan
sekuritas atau benda lain seperti persediaan
·
Uang
muka kepada pemegang saham, para direktur, pejabat, karyawan, dan perusahaan
afiliasi;
·
Setoran
atau deposito kepada kreditor, perusahaan umum (perum), dan instansi – instansi
lain;
·
Pembayaran
di muka atas pembelian;
·
Panjar
untuk menjamin pelaksanaan kontrak;
·
Tuntutan
atas kerugian atau kerusakan;
·
Tuntutan
atas rabat dan restitusi pajak;
·
Harga
saham yang masih harus ditagih; dan
·
Piutang
deviden dan bunga
Piutang non dagang
umumnya di dukung oleh dokumen berupa persetujuan formal tertulis. Piutang non
dagang harus di ikhtisarkan dalam judul akun yang tepat dan dilaporkan secara
terpisah dalam laporan keuangan.
Piutang juga dapat
diklasifikasikan menurut lamanya jatuh tempo. Klasifikasi akan menghasilkan
piutang lancar atau jangka pendek dan piutang tak lancar atau jangka panjang.
Klasifikasi “Aset Lancar” seperti yang sudah diterima secara luas, mencakup
semua piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih dalam jangka waktu satu
tahun.
Secara ringkas, piutang
diklasifikasikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai piutang usaha atau wesel
tagih, sebagai piutang dagang atau non dagang, dan sebagai piutang lancar atau
tidak lancar. Sebagai contoh, piutang usaha merupakan piutang dagang dan
lancar, wesel tagih bisa merupakan piutang dagang dan karenanya tergolong
lancar.
Pengakuan piutang usaha
berkaitang dengan pengakuan pendapatan. Pendapatan pada umumnya dicatat ketika
proses menghasilkan laba telah selesai dan kas dapat direalisasikan. Piutang yang
berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang
beralih ke pembeli. Karena saat peralihan hak dapat bervariasi sesuai dengan
syarat – syarat penjualan, maka lazimnya piutang diakui pada saat barang dikirimkan
kepada pelanggan. Pada titik waktu inilah kriteria pengakuan pendapatan
lazimnya terpenuhi. Piutang tidak boleh diakui untuk barang dagang yang
dikirimkan atas dasar konsinyasi dimana pengirim barang tetap memiliki hak
penuh atas barang yang dikirimnya tersebut. Piutang atas jasa semestinya diakui
pada saat jasa tersebut dilakukan.
Ayat jurnal untuk
mengakui piutang dari penjualan barang dan jasa adalah:
Piutang Usaha 10.000
Penjualan 10.000
Ayat jurnal untuk
mengakui penerimaan piutang adalah:
Kas/Bank 10.000
Piutang Usaha 10.000
Untuk beberapa perusahaan,
mungkin bagian piutang yang cukup besar berasal dari penjualan yang dibayar
dengan kartu kredit. Pengakuan piutang seperti ini sama seperti pengakuan
piutang dagang lain.
b. Diskon/potongan dagang
Banyak perusahaan menagih
pelanggannya pada harga jual kotor dikurangi suatu jumlah yang ditetapkan
sebagai potongan dagang. Potongan ini, yang lebih lazim disebut rabat dapat
bervariasi menurut pelanggannya tergantung pada volume bisnis atau pesanan dari
pelanggan. Sebenarnya, potongan dagang mengurangi harga jual yang berlaku
menjadi harga jual bersih yang benar – benar dibebankan kepada pelanggan. Harga
bersih ini adalah jumlah yang harus dicatat untuk piutang usaha dan pendapatan.
Jenis diskon lain adalah potongan
tunai atau potongan penjualan yang ditawarkan kepada pelanggan oleh beberapa
perusahaan guna mendorong pelanggan agar segera membayar tagihan. Potongan tunai
ini diberikan jika pembayaran dilakukan dalam periode waktu tertentu, biasanya
tiga puluh hari atau kurang. Piutang usaha dicatat pada jumlah bruto atau
kotornya, tanpa memperhatikan apakah ada potongan tunai yang ditawarkan. Jika pembayarannya
diterima di dalam periode potongan, potongan penjualan (akun kontra terhadap
penjualan) didebit sebesar perbedaan antara jumlah piutang yang tercatat dan
total kas yang diterima.
Contoh; PT X menjual barang kepada
PT Y sebesar 20.000, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
Piutang Usaha 20.000
Penjualan 20.000
Karena ada nya periode diskon PT Y
mendapat diskon sebesar 500, sehingga pembayaran yang diterima PT Y adalah
sebesar 19.500, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
Kas 19.500
Diskon penjualan 500
Piutang
usaha 20.000
c. Retur penjualan dan pengurangan
harga
Dalam kegiatan normal perusahaan,
ada kemungkinan beberapa barang akan dikembalikan dan sejumlah pengurangan
harga harus diberikan karena adanya factor – factor seperti kerusakan barang
selama pengiriman, barang yang kurang sempurna, cacat, atau kesalahan
pengiriman barang baik dalam kuantitas maupun tipenya. Jika barang dikembalikan
atau diperlukan pengurangan harga, penjualan bersih dan piutang usaha akan
berkurang. Untuk mengilustrasikannya, diasumsikan barang dagang seharga 10.000
terjual kemudian diretur seluruhnya. Pengembalian itu dicatat dengan cara
sebagai berikut:
Retur penjualan 10.000
Piutang
usaha 10.000
Meskipun pembebanannya dapat
langsung dilakukan atas penjualan, penggunaan suatu akun terpisah akan
memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen.
Beberapa industri, seperti industri
penerbitan, mengalami retur penjualan yang relatif tinggi, bilamana retur
diperkirakan akan terjadi di masa mendatang mungkin sangat berpengaruh terhadap
laporan keuangan, harus dibuat penyesuaian akhir periode untuk mencatat retur
yang diestimasikan.
d. Penilaian piutang
Jumlah piutang yang cukup besar
dalam suatu perusahaan, tidak semuannya dapat tertagih. Piutang harus disajikan
dalam laporan keuangan dengan nilai yang dapat direalisasikan sehingga
diperlukan penilaian terhadap piutang tersebut. Di dalam akuntansi, metode yang
lazim digunakan adalah metode penghapusan langsung dan metode penyisihan.
e. Metode penghapusan langsung
Metode yang paling sederhana untuk
mengakui kerugian dari piutang tak tertagih adalah dengan mendebit akun beban,
( Beban penghapusan piutang ) dan mengkredit piutang pada saat piutang tidak
dapat ditagih. Pendekatan ini disebut metode penghapusan langsung dan sering
kali digunakan oleh perusaah kecil karena kesederhanaannya. Meskipun pengakuan
piutang tak tertagih dalam periode/saat ditemukannya adalah sederhana dan
mudah, metode ini tidak memberikan perbandingan pendapatan dengan beban periode
berjalan dan tidak melaporkan piutang pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan. Karena itu, penggunaan metode penghapusan langsung dianggap
menyimpang dari prinsip akuntansi yang diterima umum.
f.
Metode
tidak langsung (penyisihan)
Dalam metode ini perusahaan menaksir
beban piutang tak tertagih sebesar presentase tertentu dari penjualan atau dari
saldo piutang. Perusahaan akan mendebet beban piutang tak tertagih dan
mengkredit penyisihan piutang tak tertagih. Jurnal yang dibuat pada akhir
periode akuntansi tersebut adalah sebagai berikut:
Beban piutang tak tertagih 10.000
Penyisihan
piutang tak tertagih 10.000
Beban tersebut dilaporkan sebagai
beban penjualan atau beban umum dan administrasi, dana kun penyisihan ditunjukan
sebagai pengurangan (akun kontra) atas piutang usaha. Sehingga piutang akan
dilaporkan pada jumlah bersih yang dapat direalisasikan.
g. Umur piutang
Metode yang paling lazim digunakan
untuk menetapkan penyisihan berdasarkan piutang usaha yang beredar adalah
melalui penetapan umur piutang (aging
receivable). Masing – masing piutang dianalisis untuk menetapkan putang
mana yang belum dan mana yang sudah jatuh tempo. Piutang yang sudah jatuh tempo
diklasifikasikan menurut berapa lama piutang tersebut telah jatuh tempo. Lembaran
analisis yang digunakan untuk menetapkan umur piutang ditunjukan pada ilustrasi
berikut.
Saldo – saldo yang telah jatuh tempo
dapat dievaluasi secara tersendiri untuk mengestimasi ketertagihan setiap pos
sebagai dasar untuk mengembangkan estimasi keseluruhan. Prosedur alternative adalah
dengan mengembangkan serangkaian estimasi presentase ketidak tertagihan pada
klasifikasi piutang yang berbeda.
h. Koreksi terhadap penyisihan piutang
tak tertagih
Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, saldo penyisihan piutang tak tertagih dibentuk dan dibukukan
melalui pencatatan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Jika jumlah
penyisihan yang ditentukan terlalu besar, saldo akun penyisihan akan lebih saji
dan laba akan kurang saji dan sebaliknya.
Harus diperhatikan secara cermat
bahwa saldo penyisihan ditentukan sesuai dengan pengalaman kredit perusahaan. Proses
analisis umum piutang secara berkala dapat diterapkan sebagai suatu cara
pengecekan saldo penyisihan untuk memastikan bahwa jumlah itu diperloleh dengan
cukup memuaskan. Tinjauan berkala ini dapat member indikasi perlu tidaknya
dilakukan koreksi atau penyisihan dan juga perubahan tariff atau perubahan
metode yang digunakan.
Sekian informasi tentang PIUTANG
USAHA dari saya , Bagi yang ingin menambahkan atau bertanya silahkan isi pada
kolom komentar. Ikuti terus Update terbaru dari gemar-akuntansi.blogspot.com.
Semoga artikel ini dapat menambah informasi dan bermanfaat bagi anda.
Tag :
Akuntansi Keuangan
2 Komentar untuk "Piutang Usaha"
good..
sumbernya dr mana ya?