Membahas akuntansi dan peraturan perpajakan di Indonesia

Laporan Posisi Keuangan


Selamat Malam !! Berjumpa lagi dengan gemar-akuntansi.blogspot.com Kali ini saya akan coba memaparkan sedikit tentang LAPORAN POSISI KEUANGAN.



Laporan keuangan merupakan produk dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber – sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Laporan posisi keuangan adalah unsur laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan perusahaan. Laporan posisi keuangan, ibarat sebuah potret, menyajikan posisi sumber daya yang dimiliki perusahaan (aset), liabilitas dan sisa dari sumber daya yang dapat diklaim (ekuitas) oleh pemegang saham perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Laporan posisi keuangan adalah perwujudan dari persamaan akuntansi “asset = liabilitas + ekuitas”.

Dasar pengaturannya adalah:
  • PSAK 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan
  • PSAK 2 (Revisi 2009) Laporan Arus Kas
  • PSAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetap
  • PSAK 19 (Revisi 2010) Aset Tidak Berwujud
  • PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Penghasilan
  • PSAK 58 (Revisi 2009) Aset Tidak Lancar yang Dimilik Untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan.

Dalam menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas dan ekuitas pemegang saham, laporan posisi keuangan dapat digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan. Dalam hal ini laporan keuangan bisa dipakai untuk menganalisis likuiditas dan solvabilitas.

Likuiditas merupakan ketersediaan kas di masa depan setelah memperhitungkan utang jangka pendek yang ada. Pihak lain seperti kreditur sangat berkepentingan dengan rasio likuidits, seperti rasio kas terhadap liabilitas jangka pendek. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan memiliki sumber daya untuk melunasi liabilitas lancarnya. Secara umum semakin tinggi likuiditas semakin rendah risiko kegagalan perusahaan.

Solvabilitas merupakan ketersediaan kas untuk memenuhi utang jangka panjang pada saat jatuh tempo. Solvabilitas sangat berpengaruh kepada keberlangsungan perusahaan. Solvabilitas yang rendah akan menambah risiko kelangsungan usaha perusahaan.

Laporan posisi keuangan mempunyai keterbatasan – keterbatasan yang mengakibatkan laporan posisi keuangan tidak sepenuhnya menggambarkan nilai perusahaan. Hal – hal yang menjadi keterbatasan laporan posisi keuangan adalah:
  • Biaya historis; sebagian besar aset dan liabilitas dicatat pada biaya/harga historis. Meskipun informasi yang dicantumkan di dalam laporan posisi keuangan mempunyai keandalan tinggi, nilai wajar yang lebih relevan tidak dilaporkan.
  • Estimasi; penentuan berbagai pos dalam laporan posisi keuangan menggunakan estimasi. Misalnya, estimasi dilakukan untuk menilai kemampuan tertagihnya piutang dan masa manfaat aset.
  • Keterbatasan pengukuran; tidak semua pos yang secara nyata memiliki efek finansial bagi perusahaan dapat ditentukan nilainya. Misalnya, pengukuran sumber daya manusia perusahaan.

Meskipun demikian, banyak juga pos di dalam laporan posisi keuangan memiliki nilai yang sesuai atau mendekati nilai kini seperti kas, investasi jangka pendek, dan piutang.

Aset

Aset didefinisikan sebagai sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan memiliki manfaat ekonomi dan masa depan yang dapat diperoleh perusahaan.

Pada umumnya, aset tetap memiliki bentuk fisik. Namun demikian, bentuk fisik tersebut bukanlah syarat utama untuk menentukan keberadaan aset. Meskipun aset tidak berwujud tidak memiliki bentuk fisik, namun dapat dikategorikan sebagai aset, karena dikuasai oleh perusahaan dan mendatangkan manfaat ekonomi di masa depan.

Dalam menentukan status aset, hak milik bukanlah yang utama. Pengendalian atas manfaat yang diharapkan dari aset juga dapat digunakan untuk menentukan status aset. Misalnya, property yang diperoleh melalui sewa guna usaha pembiayaan, dapat diakui sebagai aset.

Pengakuan aset dalam laporan posisi keuangan didasarkan pada adanya manfaat ekonomi dimasa depan yang diperoleh perusahaan dan aset tersebut dapat mempunyai nilai atau biayanya dapat diukur secara andal. Aset tidak diakui dalam laporan posisi keuangan kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir kepada perusahaan setelah periode akuntansi berjalan.

Entitas mempertimbangkan apakah pos – pos tambahan disajikan secara terpisah didasarkan pada penilaian dari (PSAK 1 (revisi 2009), paragraf 55):
  • Sifat dan likuiditas aset
  • Fungsi aset tersebut dalam entitas
  • Jumlah, sifat dan jangka waktu liabilitas

Liabilitas

Kewaijban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul akibat peristiwa masa lalu dan penyelesaiannya mengakitbatkan arus keluar sumber daya perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi (KDPPLK paragraf 49).

Karakteristik utama liabilitas adalah perusahaan mempunyai liabilitas masa kini. Liabilitas merupakan suatu tugas dan tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Liabilitas dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi kontrak yang mengikat atau peraturan perundang – undangan. Misalnya, jumlah yang terutang untuk pembayaran barang dan jasa yang telah diterima. Liabilitas juga dapat timbul dari praktik bisnis yang lazim, kebiasaan, dan keinginan untuk memelihara hubungan bisnis yang baik atau bertindak dengan cara yang adil. Misalnya, perusahaan memberikan garansi atas produk yang rusak. Jumlah yang diharapkan akan dibayarkan oleh perusahaan merupakan liabilitas.

Liabilitas masa kini berbeda dengan komitmen di masa depan. Keputusan manajemen perusahaan untuk membeli aset di masa depan tidak dengan sendirinya menimbulkan liabilitas kini. Liabilitas biasanya timbul hanya jika aset telah diterima atau perusahaan telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aset. Hakikat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan adalah terdapat konsekuensi ekonomi berupa keluarnya sumber daya kepada pihak lain apabila perusahaan gagal untuk memenuhi liabilitas tersebut.

Penyelesaian liabilitas masa kini biasanya mengakitbatkan keluarnya sumber daya perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi masa depan. Penyelesaian liabilitas masa kini dilakukan dengan:
  • Pembayaran kas
  • Penyerahan aset lain
  • Pemberian jasa
  • Penggantian liabilitas tersebut dengan liabilitas lain
  • Konversi liabilitas menjadi ekuitas

Penghapusan dengan cara lain, seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.

Beberapa jenis liabilitas hanya dapat diukur dengan menggunakan estimasi yang masuk akal. Kadangkala perusahaan menyebut liabilitas ini sebagai liabilitas diestimasi. Misalnya, liabilitas diestimasi untuk menutup liabilitas pension karyawan.

Liabilitas biasanya di ukur dengan nilai saat ini dari pengeluaran kas dimasa depan. Secara umum, hal itu berarti jumlah kas yang dibutuhkan untuk melunasi liabilitas apabila liabilitas itu dibayar saat ini.

Ekuitas

Ekuitas merupakan bagian hal pemilik perusahaan, yaitu selisih antara aset dan liabilitas yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik perusahaan dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian perusahaan.

Meskipun didefinisikan sebagai residual, ekuitas diklasifikasikan dalam beberapa pos seperti modal disetor, tambahan modal disetor, selisih penilaian kembali aset tetap dan saldo laba yang disajikan secara terpisah. Klasifikasi semacam itu menjadi relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas. Klasifikasi tersebut juga mencerminkan fakta bahwa pihak – pihak dengan hak kepemilikannya masing – masing mempunyai hak yang berbeda dalam hubungannya dengan penerimaan deviden atau pembayaran kembali modal.


Sekian informasi tentang LAPORAN POSISI KEUANGAN dari saya , Bagi yang ingin menambahkan atau bertanya silahkan isi pada kolom komentar. Ikuti terus Update terbaru dari gemar-akuntansi.blogspot.com. Semoga artikel ini dapat menambah informasi dan bermanfaat bagi anda.
0 Komentar untuk "Laporan Posisi Keuangan"

Back To Top